Menu

Kamis, 07 Juli 2016

Tak Gentar Garap Peluang Bisnis 3D Printing di Indonesia

Media Promosindo
Ada yang pernah dengar istilah 3D printing atau cetak tiga dimensi? Di luar negeri bisnis cetak tiga dimensi ini sedang banyak dibicarakan. Berdasarkan Goldman Sach, seperti halnya internet, teknologi 3D printing adalah salah satu inovasi yang akan ‘memaksa’ bisnis untuk beradaptasi atau mati.
 
Sebenarnya apa itu 3D printing? 3D printing adalah sebuah proses pembuatan objek solid tiga dimensi dari model digital. Kalau mesin cetak biasa mencetak objek pada media kertas, maka 3D printing mencetak objek menggunakan material tertentu menjadi bentuk solid tiga dimensi.

3D System Corp, ExOne, Hewlett-Packard Company adalah beberapa perusahaan yang berkecimpung dalam bidang ini. Perusahaan-perusahaan itu menjual mesin, material, hingga hasil 3D printing. Bisnis di bidang 3D printing berpeluang menyasar pasar perusahaan manufaktur, desain, bahkan personal.

Para konsultan industri telah memperkirakan pertumbuhan pasar 3D printing akan mencapai 20% setiap tahunnya. Angka tersebut tentu tidak main-main besarnya.

Peluangnya di Indonesia

Bisnis 3D printing di Indonesia memang masih baru, tapi peluangnya menjanjikan. Start-up Bikin Bikin dengan domain Bikinbikin.com, adalah pemain pionir dalam bidang ini di Indonesia. Johanes Djauhari lah orang di balik layar start-up ini.

Ia memulai bisnis 3D printing secara tidak sengaja. Bersama adiknya, Lulusan Limkokwing University ini awalnya memiliki usaha yang bergerak di bidang product development. Kebutuhan untuk mendapatkan cara yang cepat membuat purwarupa desain untuk klien, memaksanya mencari jalan dan ia pun akhirnya membuat dan mengutak-atik mesin 3D printing buatannya.

“Berawal dari kebutuhan sendiri lalu beberapa teman mulai menitipkan desain mereka untuk dicetak juga, hingga sekarang menyebar dari mulut ke mulut,” ujar Johanes kepada Youth Marketers.

Johanes menilai kondisi teknologi 3D printing di Indonesia sama seperti di negara lain di mana teknologi ini baru mulai menarik perhatian publik. Ia juga menilai bahwa sebenarnya banyak orang yang butuh membuat berbagai objek dengan teknologi semacam ini, hanya saja belum banyak yang tahu bahwa teknologi 3D printing ada.

“Semakin banyak orang yang tahu bahwa membuat benda itu ternyata bisa dalam hitungan jam, semakin besar peluang bisnis cetak tiga dimensi ini. Beberapa analis pasar internasional juga sudah memprediksi pertumbuhan tahunan  industri 3D printing yang signifikan.”

Mengingat industri 3D printing di Indonesia masih asing di telinga publik, maka Bikin Bikin lebih fokus untuk mempersiapkan edukasi bagi pasar. Johanes memperkirakan bidang ini di Indonesia masih pada tahap perkenalan setidaknya hingga tahun 2015.

Untuk mengisi tahun perkenalan ini, Bikin Bikin sudah melakukan berbagai upaya memperkenalkan dan berbagi pengetahuan tentang 3D printing. Salah satunya dengan berkolaborasi dengan Universitas Siswa Bangsa Internasional (Sampoerna Foundation Initiative). “Kami sering terlibat untuk memberikan short talk, live demo, atau berkolaborasi langsung dengan pelaku industri, “ jelasnya.

Menggarap peluang

Diakui Johanes target pasar Bikin Bikin bervariasi, mulai dari perorangan – misalnya,orang yang butuh hadiah ulang tahun unik – hingga desainer profesional untuk kebutuhan proyek mereka. “Yang pasti, 3D printing ini hanya efisien untuk membuat objek dalam jumlah kecil,” katanya.

Reaksi pasar pun sangat baik. “Publik selalu antusias dan ‘terprovokasi’ untuk mulai berani berpikir kemungkinan-kemungkinan baru yang bisa dieksplorasi setelah mengetahui bahwa sekarang membuat benda padat itu ternyata lumayan instan dan terjangkau,” ucapnya.
Sadar dengan reaksi pasar yang bagus, selain menerima layanan cetak, Bikin Bikin juga sedang merancang mesin cetak yang lebih mudah digunakan terutama untuk non-hobbyist. “Kami sadar tidak semua orang senang mengutak-atik dan butuh 3D printer yang praktis,” ujarnya.

Rencananya, pada Febuari 2014 Bikin Bikin akan memperkenalkan 3D printer tersebut kepada publik. Mesin cetak ini akan memiliki build capacity berukuran 11x15x11cm. Penetapan ukuran tersebut berdasarkan pengalaman pelanggan Bikin Bikin yang umumnya membuat objek dalam volume itu.

Johanes mengatakan bahwa printer ini cukup portable, tapi masih mampu membuat objek hingga sebesar mug kopi. Rencananya 3D printer portable ini akan dibanderol seharga Rp 15 juta.

Untuk rencana jangka panjang, Johanes mengatakan bahwa Bikin Bikin ingin membentuk komunitas pembuat dan pengguna 3D printer. “Tujuannya supaya ide-ide kreatif di Indonesia yang selama ini berhenti di kertas sketsa bisa langsung dibuat menjadi nyata. Semangat kami di Bikin Bikin adalah untuk menjadi katalis para petualang kreativitas,” tutupnya.

Sumber : Marketing.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar